Calon Gubernur Bali, Made Muliawan Arya, yang akrab disapa De Gadjah, mengunjungi tokoh masyarakat Buleleng, Ketut Putra Sedana atau dr. Caput, di kediamannya pada Kamis (26/9). 

Ketua Gerindra Bali ini menemui mantan Ketua Banteng Muda Indonesia (BMI) Buleleng dalam rangka silaturahmi serta meminta doa restu, masukan, dan dukungan dalam pencalonannya sebagai gubernur Bali bersama Putu Agus Suradnyana (PAS).

De Gadjah menekankan pentingnya tokoh seperti dr. Caput dalam memberikan arahan bagi para pemimpin muda. 

“Saya sangat menghormati beliau. Kunjungan ini untuk meminta doa restu, saran, dan dukungannya,” ujar De Gadjah, yang juga menyatakan bahwa dirinya siap mendengar kritik serta saran untuk membangun Bali lebih baik.

Meski dr. Caput memiliki latar belakang sebagai mantan Ketua BMI Buleleng, De Gadjah menegaskan dirinya tidak memandang perbedaan warna politik. 

“Saya melihat dr. Caput sebagai kakak, yang siap membimbing. Bali ini kecil, kita harus bersatu untuk membangun Bali menuju Indonesia Emas,” jelasnya.

Dalam pertemuan tersebut, De Gadjah juga berpesan kepada anak muda di Buleleng untuk terus bersemangat dalam membangun daerah dan tetap menjaga persatuan meski berbeda pilihan. 

Ia mengajak masyarakat untuk tidak percaya pada hoaks dan tetap komit pada pilihan mereka.

Sementara itu, dr. Caput memuji karakter De Gadjah sebagai pemimpin yang diharapkan masyarakat. 

Ia juga memberikan masukan terkait pelayanan kesehatan di Bali, khususnya usulan untuk mendirikan poliklinik khusus bagi para sulinggih di setiap RSUD kabupaten di Bali. 

Menurut dr. Caput, langkah ini akan menunjukkan penghargaan terhadap para pemuka agama. De Gadjah merespons dengan positif, menyatakan kesiapannya untuk merealisasikan ide tersebut jika terpilih.

Pertemuan ini dinilai dr. Caput sebagai momen penting bagi masyarakat Bali. Ia berharap agar pesan-pesan dan masukan yang diberikan dapat menjadi pedoman dalam menjalankan mandat rakyat. 

Ia juga menekankan bahwa pemilihan kepala daerah harus dirayakan dengan sukacita tanpa intimidasi, dan siapa pun yang terpilih harus didukung demi kemajuan Bali.