search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Tragis, Komang Adi Ditemukan Tewas Gantung Diri di Pohon Santan
Rabu, 9 April 2025, 20:49 WITA Follow
image

Tragis, Komang Adi Ditemukan Tewas Gantung Diri di Pohon Santan

IKUTI BERITABULELENG.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABULELENG.COM, BULELENG.

Kasus bunuh diri kembali terjadi di wilayah Bali Utara. Seorang pemuda bernama Komang Adi (21), asal Desa Penyabangan, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, ditemukan tewas gantung diri di area perkebunan tak jauh dari rumahnya, Rabu (9/4).

Diduga kuat, aksi nekat tersebut dipicu oleh kekecewaan akibat putus cinta.

Menurut keterangan Kasi Humas Polres Buleleng, AKP Gede Darma Diatmika, jenazah korban pertama kali ditemukan oleh ayahnya sendiri, Gede Sukiada (54), dalam kondisi tergantung di sebuah pohon santan setinggi tiga meter di wilayah Banjar Dinas/Desa Penyabangan.

"Korban sempat pamit keluar rumah pada Selasa (8/4) malam. Namun hingga dini hari tidak kunjung kembali. Ayahnya kemudian melakukan pencarian dan menemukan korban sudah dalam kondisi tidak bernyawa," jelas AKP Diatmika.

Berdasarkan pemeriksaan awal, polisi menemukan tali nilon berwarna hitam sepanjang 1,5 meter yang diduga digunakan korban untuk mengakhiri hidupnya.

Hasil pemeriksaan medis dari Puskesmas Gerokgak 1 tidak menemukan tanda-tanda kekerasan fisik selain luka jeratan pada leher dan lecet di kaki akibat gesekan dengan batang pohon.

“Dugaan sementara korban bunuh diri karena putus cinta. Namun kami masih lakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan latar belakangnya,” tambah AKP Diatmika.

Kasus ini menambah daftar panjang kejadian bunuh diri di Buleleng dan wilayah Bali secara umum.

Menyikapi hal ini, pihak kepolisian mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap kondisi psikologis orang-orang di sekitar, khususnya yang mulai menunjukkan tanda-tanda depresi atau perubahan perilaku ekstrem.

“Jangan ragu untuk memanfaatkan layanan konseling atau fasilitas kesehatan mental yang tersedia. Dukungan dari lingkungan sekitar sangat penting untuk mencegah hal-hal seperti ini terjadi kembali,” tutup AKP Diatmika.

Editor: Wids

Reporter: Kontributor Buleleng



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabuleleng.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Buleleng.
Ikuti kami