search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Warga Buleleng Jadi Korban TPPO di Myanmar, Disiksa dan Dipaksa Jadi Scammer
Senin, 24 Maret 2025, 12:08 WITA Follow
image

Warga Buleleng Jadi Korban TPPO di Myanmar, Disiksa dan Dipaksa Jadi Scammer

IKUTI BERITABULELENG.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABULELENG.COM, BULELENG.

Seorang warga Buleleng, Kadek Agus Ariawan (37), mengalami pengalaman traumatis setelah menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Myanmar. Agus dipaksa bekerja sebagai scammer dan mendapat penyiksaan jika gagal mencapai target. 

Setelah berbulan-bulan dalam kondisi mengerikan, ia akhirnya berhasil diselamatkan dan tiba kembali di Bali pada Jumat (21/3/2025), disambut haru oleh keluarganya.

Agus, warga Kelurahan Liligundi, Kecamatan Buleleng, awalnya tergiur tawaran pekerjaan sebagai pelayan restoran di Thailand dengan gaji menggiurkan.

Bersama rekannya, Ngurah Sunaria dari Desa Jinengdalem, ia berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bangkok pada 5 Agustus 2024. Selain mereka, ada lima warga Indonesia lain yang berangkat dengan tujuan serupa.

Namun, setelah tiba di Bangkok, mereka justeru dibawa dengan bus selama tujuh jam melewati hutan belantara. Agus mulai curiga ketika melihat lokasi mereka semakin jauh dari pemukiman.

Kecurigaannya semakin kuat setelah memeriksa Google Maps dan menyadari bahwa mereka menuju perbatasan Myanmar.

Setelah perjalanan darat, mereka menyeberangi sungai dengan sampan dan tiba di Myanmar. Agus dan rekan-rekannya melihat portal yang dijaga pasukan bersenjata dan dibawa ke sebuah gedung di wilayah Hpa Lu, Myawaddy. 

Tempat tersebut ternyata adalah pusat eksploitasi pekerja ilegal.

"Saya melihat ada gedung besar dengan portal yang dijaga petugas bersenjata laras panjang. Kami tidak bisa melawan, hanya bisa pasrah. HP kami disita, tetapi beruntung ada satu teman yang berhasil menyembunyikan HP, sehingga kami bisa membuat video permintaan pertolongan yang akhirnya viral di media sosial," kata Agus pada Sabtu (22/3/2025).

Di lokasi tersebut, Agus dipaksa bekerja sebagai scammer yang menipu orang dari berbagai negara seperti Iran, Turki, dan Rusia melalui tautan online. Mereka harus bekerja 16 jam sehari tanpa gaji dan hanya diberi makanan seadanya.

"Kalau tidak mencapai target, kami disiksa. Saya pernah menolak bekerja dan akibatnya disetrum serta dipukul dengan tongkat. Bahkan, ada korban lain yang tetap dipaksa bekerja meskipun dalam kondisi koma dan diinfus," ungkapnya.

Pada 16 Februari 2025, Agus dan Sunaria mencoba melarikan diri. Namun, mereka tertangkap petugas keamanan dan sempat ditodong dengan senjata AK-47. 

Beruntung, saat itu ada tentara pemberontak yang melintas dan menyelamatkan mereka.

Mereka dibawa ke tempat penampungan dan menjalani perawatan selama tiga minggu sebelum akhirnya bertemu dengan petugas Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yangon.

Dari Myanmar, mereka dievakuasi ke Thailand melalui Bandara Don Mueang, Bangkok, sebelum akhirnya dipulangkan ke Indonesia.

Meski telah kembali ke tanah air, Agus masih mengalami trauma berat akibat pengalaman buruknya di Myanmar. Ia mengingatkan masyarakat agar tidak mudah percaya pada tawaran kerja di luar negeri, terutama yang berasal dari agen tidak resmi.

Ia juga berharap agar para pelaku perdagangan manusia segera ditangkap dan dihukum.

"Saya harap penyalurnya segera bisa ditangkap agar jera," tandasnya.

Kasus ini menjadi peringatan bagi masyarakat agar lebih berhati-hati dalam menerima tawaran pekerjaan di luar negeri.

Pastikan untuk selalu berkoordinasi dengan instansi resmi, seperti Kementerian Tenaga Kerja atau Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), guna menghindari modus perdagangan manusia yang semakin marak.

Editor: Wids

Reporter: Kontributor Buleleng



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabuleleng.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Buleleng.
Ikuti kami