Buleleng Alami Empat Kejadian Bencana Alam dalam 24 Jam
GOOGLE NEWS
BERITABULELENG.COM, BULELENG.
Dalam 24 jam terakhir, Kabupaten Buleleng telah mengalami empat kejadian bencana alam yang tersebar di enam titik wilayah.
Data yang dihimpun oleh BPBD Provinsi Bali dan BPBD Kabupaten/Kota se-Bali hingga Selasa, 28 Januari 2025, pukul 18.00 WITA menunjukkan dampak signifikan terhadap masyarakat dan infrastruktur.
Kejadian-kejadian tersebut terdiri dari banjir bandang, bangunan jebol, tanah longsor, dan banjir.
1. Banjir Bandang di Gerokgak
Pada 26 Januari 2025 pukul 22.30 WITA, hujan deras yang mengguyur wilayah Buleleng menyebabkan banjir bandang di Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak.
Saluran air sungai yang tersumbat di jembatan Teluk Terima menjadi penyebab utama terjadinya bencana ini. Akibat kejadian tersebut, 30 unit rumah dan satu mushola terendam air.
Kerusakan paling parah terjadi pada rumah milik I Kadek Suriada, di mana pagar rumahnya ambruk dan barang-barang terendam.
Estimasi kerugian mencapai Rp50.000.000. Selain itu, satu orang mengalami luka ringan dan telah mendapat perawatan medis.
2. Bangunan Jebol di Busungbiu
Pada 27 Januari 2025, hujan deras menyebabkan beberapa bangunan milik warga di Kecamatan Busungbiu mengalami kerusakan parah.
Bangunan dapur dan pondasi kamar mandi milik Ni Luh Partini, serta senderan halaman rumah milik Putu Jaya Santika, jebol akibat tanah yang tererosi dan curah hujan yang tinggi. Kerugian diperkirakan mencapai Rp50.000.000.
Baca juga:
TNI AU Tanam 1.000 Bibit Mangrove di Pemuteran
3. Tanah Longsor di Titab
Juga pada 27 Januari 2025, tanah longsor terjadi di Desa Titab, Kecamatan Busungbiu, tepatnya di rumah milik Ni Nyoman Kunti. Longsoran tanah menimpa atap rumah dan pelinggih yang terbuat dari pohon dapdap.
Akibatnya, rumah dengan volume atap panjang 3 meter dan lebar 3 meter mengalami kerusakan, begitu juga dengan pelinggih yang tertimbun tanah.
4. Banjir di Banjar Asem
Banjir juga melanda Banjar Dinas Kalanganyar, Desa Banjar Asem, pada 27 Januari 2025 pukul 13.00 WITA.
Hujan deras menyebabkan jembatan penghubung jalan usaha tani terputus, mengakibatkan 20 kepala keluarga kesulitan melintasi sungai. Meskipun banjir surut pada pukul 21.46 WITA, kerugian dan kerusakan yang lebih rinci belum dapat dipastikan.
Gede Teja, Sekretaris BPBD Provinsi Bali, mengingatkan bahwa Bali telah memasuki puncak musim hujan.
"Berdasarkan Peringatan Dini Cuaca dan Iklim Dasarian III Januari 2025 dari BBMKG Wilayah III Badung, potensi curah hujan tinggi dapat menyebabkan banjir, tanah longsor, serta pohon tumbang," ungkapnya, Selasa (28/1/2025)
BPBD Provinsi Bali memberikan beberapa himbauan penting kepada masyarakat untuk mengurangi risiko bencana alam:
Waspadai curah hujan tinggi yang dapat menyebabkan banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang.
Bersihkan saluran air di sekitar rumah untuk mengurangi risiko banjir dan genangan air.
Segera hubungi BPBD setempat jika membutuhkan bantuan darurat atau informasi terkait bencana.
Editor: Wids
Reporter: Kontributor Buleleng