search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Sikapi Kenaikan Retribusi, DPRD Buleleng Panggil Perumda Pasar
Jumat, 4 Juni 2021, 20:45 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABULELENG.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABULELENG.COM, BULELENG.

Sejumlah perwakilan pemilik toko di Pasar Banyuasri diundang untuk mengikuti rapat gabungan Komisi yang diinisiasi DPRD Buleleng pada Jumat (4/6/2021) untuk membahas persoalan kenaikan retribusi.

Pertemuan juga dihadiri Direktur Utama Perumda Perumda Pasar Arga Nayottama Buleleng, Made Agus Yudiarsana bersama pihak terkait, dan para anggota DPRD Buleleng, dipimpin Wakil Ketua II DPRD Buleleng, Gede Suradnya.

Salah seorang perwakilan pemilik toko di Pasar Banyuasri, Sugeng Darmawan mengatakan, kenaikan retribusi sewa harian dan bulanan toko di pasar Banyuasri mencapai 700 persen. Dan ini menurut Sugeng, sangat memberatkan para pemilik toko, terlebih di tengah situasi pandemi Covid-19.

Selain kenaikan retribusi, para pedagang mengeluhkan mengenai jalur keluar masuk dari pengunjung yang saat ini satu pintu, yang dapat mematikan pedagang yang tidak berada di jalur itu. 

"Kami berharap ada solusi terkait hal ini. Kami minta, ada keringanan tarif retribusi selama pandemi ini," kata Sugeng.

Untuk diketahui, kenaikan tarif sewa untuk besaran sewa harian yang dikenakan kepada pemilik atau penyewa toko di Pasar Banyuasri dari sebelumnya Rp. 3.000,- menjadi Rp. 20.000,- sedangkan, untuk sewa bulanan dari awalnya Rp. 147.500,- menjadi Rp. 400.000,-.

Dirut Perumda Perumda Pasar Arga Nayottama Buleleng, Made Agus Yudiarsana menegaskan, retribusi yang naik sekarang ini merupakan hasil dari appraisal yang dilakukan saat sebelum pasar Banyuasri dibuka. Nilai yang ditagihkan saat ini, menurut Yudiarsana, justru lebih kecil daripada apa yang disarankan oleh tim appraisal.

Mengingat, biaya operasional pasar Banyuasri yang sangat tinggi untuk perawatan bangunan dan peralatan yang ada. "Tidak asal PD Pasar menentukan (tarif sewa) itu. Dasar kami kan appraisal. Kalau dilihat dari appraisal, justru tinggi bisa Rp149 ribu harian, bulanan lebih sadis. Rp400 ribu itu kan global kios, bukan per meter persegi," ujar Yudiarsana.

Menyikapi hal tersebut, Wakil Ketua II DPRD Buleleng, Gede Suradnya mengaku, akan segera meminta Komisi III turun langsung ke pasar untuk melakukan monitoring ke lapangan, agar bisa melihat secara langsung kondisi yang terjadi di Pasar Banyuasri.

"Saya justru berharap, kedepannya mungkin agar para pemilik toko diberikan keringanan untuk retribusi, apalagi di masa pandemi seperti sekarang, jelas penghasilan yang diperoleh oleh mereka berkurang," pungkas Suradnya.

Diharapkan, agar kedepan bisa ada solusi terbaik, menyikapi persoalan yang ada di Pasar Banyuasri. Mengingat, keberadaan pasar Banyuasri ini sangat diharapkan untuk dapat meningkatkan perekonomian Buleleng ditengah situasi pandemi, yang tujuannya untuk mensejahterakan masyarakat Buleleng.

Editor: Robby Patria

Reporter: Kontributor Buleleng



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabuleleng.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Buleleng.
Ikuti kami