search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pembelian Obat untuk Gejala Covid-19 Naik 200 Persen
Selasa, 6 Juli 2021, 16:15 WITA Follow
image

beritabali/ist/Pembelian obat untuk gejala covid-19 naik di apotek.

IKUTI BERITABULELENG.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABULELENG.COM, BULELENG.

Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dari Pemerintah Pusat juga berpengaruh terhadap pembelian obat berkaitan dengan penanganan gejala covid-19. 

Masyarakat saat ini cenderung membeli banyak obat dan disimpan untuk keperluan pribadi. Dimana seharusnya obat tersebut dipergunakan seperlunya dengan memperhatikan kepentingan umum.

 Hal itu diungkapkan Pemilik Apotek Ganesha I Made Agoes Budhi Sasmitha (06/07). Peningkatan pembelian obat berkaitan dengan penanganan covid-19 juga terjadi di sejumlah sarana farmasi di Bali. Namun demikian pihaknya tetap berusaha memenuhi permintaan pembeli. 

"Secara permintaan, karena antara produksi dan distributor sangat timpang jadi disana kita kadang kewalahan. Stok terbatas namun permintaan tinggi. Kecenderungan saat ini permintaan banyak tapi stoknya yang tidak ada," jelasnya.

Budhi Sasmitha yang juga Ketua Wirausaha Muda Singaraja itu menyebutkan kebutuhan yang paling dicari adalah suplemen penambah daya tahan tubuh. Selain pandemi, kondisi tubuh juga dapat melemah karena musim pancaroba. Pasien yang datang membeli obat dengan tujuan untuk menyimpan obat, lebih banyak diberikan edukasi oleh petugas apotek. 

“Cenderung pasien yang membeli obat itu untuk antisipasi bahasanya. Tapi kami dari farmasi lebih mengedukasi kalau pertama dia tidak bawa resep atau untuk alasan jaga-jaga kami tidak menyarankan untuk membeli obat tersebut,” ungkapnya.

Dalam situasi pandemi, pembelian obat berkaitan dengan penanganan gejala covid-19 di apotek Ganesha bisa meningkat dari 200-300 persen. Begitu juga dengan pembelian vitamin meningkat 300-400 persen. 

“Masyarakat yang dulunya tidak biasa minum vitamin sekarang mulai membeli juga. Sedangkan yang sudah biasa minum vitamin membeli seperti biasa. Biasanya untuk kebutuhan sebulan untuk semua anggota keluarga,”tutupnya.

Editor: Robby Patria

Reporter: Kontributor Buleleng



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabuleleng.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Buleleng.
Ikuti kami